Jumat, Februari 27, 2015

:) Bahagia

Ketik panjang lebar, terus hapus, ketik lagi, hapus lagi. bingung mau nulis apa
aku ingin menuangkan cerita indah yang aku rasakan, tapi bingung memulainya dari mana

akhir-akhir ini, kebahagiaan bergulir datang untukku, banyak, banyak banget.
termasuk kisah asmaraku yang kumulai lagi denganya, nilai IP kuliahku mencapai puncak *kode ehem-ehem "4 ". hari ulang tahunku tengah malem dapet ucapan spesial berbarengan hari jadiku denganya. daaann lain-lain.

berharap smoga bahagia ini bukan sekilas mata, andai ada kesedihan terselip, ku berharap itu akan menjadi sebuah cahaya kebahagiaan baru untuk muncul.

Do'aku, aku ingin menjadi sosok bidadari dunia juga akhirat untuk kekasihku yang suatu saat smoga menjadi halal untukku. sosok bidadari kecil yang termanis untuk keluargaku,  dan sosok teman terbaik untuk semua yang mengenalku.

Kamis, Februari 26, 2015

Bintang jatuh

Heiiii
Aku mau cerita ni, cerita yang terjadi dimalam minggu
Bukan, bukan tentang pacaran dan berduaan, aku mah belum pernah malam mingguan sampe umur segini :D.

Oke mulai aja
Malam minggu kemarin, pulang dari mushola aku memilih lewat jalan poros. Yep jalan sendirian, gelap, beruntungnya bawa hp, jadi ada sedikit penerangan meski pas-pasan.

Pas jalan, liat keatas banyak bintang bertaburan, sambil jalan sambil menengadah liat sana sini bintang bertumpuk. Senyum, berharapnya kamu yang disana bisa ngeliat juga indahnya percik cahaya malam dari langit.

Beruntung banget itu bukan jalan poros lintas sumatra, walaupun menengadah di sepanjang jalan, yang jalanku gak beraturan alias zigzagnya juga gak karuan, jadi gak kan ada mobil yang babrak atau aku melayang kebawa angin.

Ngomongin bintang, jadi inget sesuatu, ketawa sihh jadinya.
Kan ada ni yang bilang katanya kalau liat bintang jatuh terus buat permohonan, itu bakal terkabul. Itu bener gak sih?? Hehe.

Aku sendiri gak bisa bilang itu tahayul atau.................... soalnya aku....................... bisa ditebaklaahh.

Jalan sendiri, ketawa-ketawa sendiri, ahh komplet deh pokoknya, komplet kalo ada yang liat pasti mereka bakal bilang "tuh orang gila beneran" hadooooohh, malang . Tapi tak apa, kayak gitu ternyata seru juga, meski yang niknatin ya cuma aku sendiri. Cuma bisa ngirimin pesan rindu lewat mereka *bintang* buat seseorang disana, seseorang ehem-ehem. :D
Udah gitu aja.

Rabu, Februari 18, 2015

Cinta tak harus memiliki

Entah apa yg harus aku lakukan, tentang apa yang aku rasakan, ku yakin semua tau jawabanya. Mengharuskan sesuatu yang aku berfikir mungkin aku tak mampu membuatku merasa, entahla, rasa ini rumit bagiku.

Aku bercerita tentang aku yg masih dengan luka dihati, terasa robek, bahkan terkadang terasa bagai kaca yg terhempas kedasar lantai dari ketinggian, pecah berkeping-keping.

Pergi kesuatu tempat untuk menenangkan hati sangat ingin, aku sangat ingin, tapi karena keterbatasan dan kondisi, menjadikan itu hanya sebuah angan. Hari itu ragaku sangat lelah, aku pergi dengan bibiku untuk persiapan parsel pernikahan sepupuku. Sampai ditujuan kami memutuskan untuk makan dulu, kami pesan dua mangkuk mie ayam dan aku dengan porsi setengah. Sambil menunggu, aku ambil handphone yg tergeletak diatas meja dan ku buka situs jejaringku, saat itu ku temukan lagi tulisan barumu, seketika hatiku menjadi remuk redam, air mata membasahi pipiku sesak, terasa drbar ini sakit. Mie ayam yg ada dihadapanku hanya ku cicipi sedikit, selera makanku hilang mutlak dan ku jauhkan mangkuk itu dari hadapanku. Aku tak mampu menghentikan isak tangisku, disepanjang jalan ku coba bercerita dengan tujuasn agar rongga dadaku sedikit dapat bernafas. Kata harus bersabar diucapkan oleh bibiku, dengan lembut ia mendengarkan aku mengutarakan isi hatiku dan memberikan aky beberapa nasehat yang setidaknya bisa nembuatku sedikit lebih tenang.

Cinta tak harus memiliki, bagiku dulu, jika cinta maka memiliku adalah suatu kewajiban, bertahan meskipun perih lebih baik dari pada perih karena harus terlepas. Tapi kini ku dapatkan arti baru tentang cinta tak harus memiliki, ya, mereka bilang cinta tak harus memiliki, selayaknya kita cinta pada allah dan rosulnya, kita mencintainya, begitu mencintainya, mengaggungkan dan menempatkanya dihati terdalam, mengucapkan namanya disepanjang nafas, mengucapkan angan untuk mendapatkan tempat yg indag disisinya selalu kita utarakan, tapi kita tak dapat menyentuhnya, melihatnya atau bahkan memeluk raganya. Begitulah kamu, bibikku menunjuk padaku. Disana dapat ku tangkap jelas dibenakku, ya aku mencintaimu ibarat aku mrncintai allah dan rosulnya, mencintaimu hanya bisa aku lakukan dengan terus menempa angan bersamamu, mencintaimu tentang aku yg begitu menempatkanmu dihati terdalamku.

Sore hari, ku berjalan santai menikmati angin dengan memegang handphonku, disepanjang jalan poros sendiri, bercengkrama dengan alam fikiranku. Aku pernah berceritakan? Itu caraku brrfikir dan menemukan jawaban. Setibanya dirumah aku duduk bersandar dilemari dapur, aneh ya? Ya kamu juga tau aku suka begitu.

Karna kan ada tamu dari mempelai sepupuku, yg sebelum kerumah sepupuku, injak pertama dirumahku karna dipilih jarak rumah yg dekat. Jadi aku iris mengiris makanan untuk dihidangkan, dengan keadaan hati yg tak menentu aku nenggenggam pisau, tapi fikiranku kala itu hanya kamu, auu tak sadar jariku terisis, darah bercucuran dan yg ku ingat tetap kamu.

Aku menarik nafas panjang, memejamkan mata dan mengiyakan bahwa cinta memang tak harus memiliki.

Tentangmu saat ini, untuk merelakanmu aku tak pernah mengiyakan. Aku hanya menyerahkan pada waktu, waktu yg memberikan jarak antara aku dan kamu. Semakin berjarak meski angan dan harapku tinggi bersamamu. Kini sudah dua miggu lebih kita tak lagi saling menatap senyum, tak lagi saling menyapa bahkan mungkin perlahan jarak kan membuatmu tak lagi mengenalku. Aku merindukanmu, begitu merindukanmu, tapi mulai ku syukuri jarak yg membentang adalah yg terbaik.

Trimakasih untuk segalanya, maaf aku gagal buatmu bahagia yg ku janjikan tak pernah usai, maaf untuk kisah yg pernah mengikatmu dalam pelukku, dan maaf untuk mimpi-mimpi yg pernah hadir dalam tidurmu.

Aku senang pernah mengenalmu, aku senang pernah kau rangkai dalam tulisanmu meski ku lihat kini semua tentangku tlah kau hapus tanpa meninggalkan jejak. Mengenalmu aku pernah bahagia dan sungguh, aku bahagia :).

Aku pandora tapi bukan


Pagi hari, biasanya saat mentari bersinar, berjemur merasakan hangatnya menjadi rutinitasku. Entahlah, mungkin semua memang sudah tak lagi sama.
Kusadari aku semakin kehilangan jejakmu.

Kisahku, kisah ini bagai pandora box, tapi bukan, kenapa? Karna pandora box mengisahkan tentang satu harapan dan satu sosok perempuan sempurna yang sedikitpun tak ada kekuranganya, sedangkan kisahku, aku yang memiliki harapan pada satu sosok sempurna. Ya, seseorang yang mampu mengkikat hatiku, namun saat ku telah nyaman dengan jeratnya, ia melepaskan dan meninggalkanku dengan bekas yang teramat nampak.

Pandora, itulah sebutan untuk satu sosok sempurna itu, tapi pandora dalam sejarahnya ditunjukkan untuk perempuan, sedangkan sosok sempurna yang ku tuju adalah laki-laki. Ku sebut aku pandora tapi bukan karna sosok perempuan itu ku jadikan aku dan sosok sempurna itu bukan aku, tapi dia.

Tentang kotak harapan itu, satu harapan yang tak pernah usai. Ku ingin aku tetap bertahan mencintainya, dan harapku suatu saat cintaku akan disambut dengan senyum yang kan ku bawa pulang, senyum keindahan. Karna begitulah isi misterius dari satu rahasia kotak harapan.

Senin, Februari 16, 2015

Karna ku rindu

Mantengin semua timelinemu, bacain sms kita, liatin panggilan masuk dari kamu dan gak jarang malah kepencet manggil, kalo udah gitu rasanya dag dig dug takut kamunya ngerasa keganggu. datengin tempat biasa kita berdua. Hoooohhh berlapang dada selalu ku coba, terkadang senyum, terus nanti nangisnya nyusul. Memorial kita setiap kali keinget aku harus berkali-kali mengusap dada dan berkata sama diri sendiri ini hanya cobaan, bersabarlah sayang.

Tiap kali hujan dateng aku ngangenin suaramu, aku kangen sampaian salam rindu. Ngedengerin audiomu yg pernah kamu rangkai buat aku, selalu ku lakuin, selalu dan selalu. Bagiku suaramu menenangkan hatiku.

Hari ini senin, biasanya senin kita mengukir cerita baru berdua. Mulai dari sholat, makan, dan duduk bersandar. Senin tadi cerita kita terhenti, aku duduk disana, melihat kamu disana pernah memelukku, kamu pernah mengusap air mataku saat menangis. Senin tadi aku juga melewati taman, melihat senin pertama kita sebagai sepasang kekasih. Senin tadi juga hujan, kita pernah melawan hujan untuk bertemu.

Menarik nafas dalam dan melepaskanya perlahan kulakukan berkali-kali sembari terus mengucap dalam hati ini hanya cobaan.

Dan kini, kini aku masih sama, merindukanmu masih saja kulakukan. Merindukanmu bagai menyambut mentari pagi, jika pagi berganti, maka esok hari menjadi yg ku nanti. Selalu dan selalu merindu, rindu kamu, rindu bersamamu, rindu cerita baru kita. Sekali lagi, ini ku lakukan karena ku rindu.

cinta tak harus seperti itu

Cinta, benarkah cinta itu menghalalkan segala cara?

Aku, jika ditanya seperti itu, mungkin aku akan bungkam saja, karena memang aku tak tau jawabanya.
Sebelumnya sepasang insan memilih melakuksn itu sebelum mereka halal sudah banyak ku dengar, bahkan untuk dijaman sekarang itu sudah tak mengherankan lagi. Ya memang itu jalan yang buruk, tapi berfikir positif saja, mungkin itu sudah jalanya mereka dipersatukan dengan cara seperti itu, tapi itu yg sudah terjadi, bagi yg belum, mudah-mudahan cara kita adalah cara yg baik, amiin.

Kali ini, kisah itu terjadi di sekelilingku, orang yg dekat denganku. Sepupuku, meski cara mereka salah, tapi mereka juga berfikir baik. Kebanyakan mereka yg seperti itu, ingin menghilangkan rasa malu dengan membunuh nyawa rintisan, tapi mereka memilih untuk mengakuinya dan menghadapinya, bagiku itu keputusan yg benar, mereka hanya menanggung dosa dan malu hanya sekali, toh lambat laun orang akan melupakan cerita kelam mereka, daripada membunuh yg dosa itu tak terampuni.

Saat ku dengar kabar itu, sedih memang, tapi entah kenapa juga tersirat senyum dihatiku.
Aku, aku begitu mendambakan punya keponakan, dan sekarang benih itu ada.
Segala sesuatu ambil positifnya saja, myngkin iti takdir jodoh mereka.

Karna kejadian ini, saben waktu aku selalu mendapatkan ceramah dari siapapun, supaya aku dan mereka gadis-gadis lain mampu menjaga diri dan hak mereka.

Kalau diceramahin gitu, gak brani jawab, manggut-manggut saja.

Mereka bilang cinta tak harus seperti itu, jika mereka mampu berfikir bijak, pasti selalu ada jalan.

Rabu, Februari 11, 2015

Terdiam

Aku, aku, entahlah, aku tak tau lagi dengan keadaanku
jantungku, debar ini terasa sakit tiap kali ku pejamkan mata, terasa sakit saatku mencoba tertawa. terasa ia menangis kala memorial itu terlihat lagi dimataku, terasa ia menjerit kala terdengar lagi bisikan itu.
kata entahlah, ya itulah sepenggal kata yang selalu aku ucapkan, sepenggal kata namun mewakili sejuta kalimat dihati.
hanya bisa terdiam, mencoba tegar dalam tangis yang kusembunyikan, terus mencoba tertawa meski sekali lagi serasa ada jarum menusuk. mungkin saja itu serpihan tulang rusuk yang pernah ku susun untukmu namun hancur.
harus apa? entahlah. ya entahlah itu jawaban dariku, terkadang ku coba bercerita dengan angin dan kesunyian, jawaban yang samapun ku dapat.
meratapi remuknya isi didadaku, air mataku tak pernah mampu aku usap saat ia membasahi pipiku, tak peduli waktu, ia mengalir, mengalir.

Senin, Februari 09, 2015

maaf

Tentangmu yg menghapusku dari smua ruang dihidupmu, terimakasih sebelumnya aku telah diizinkan merasakan senyum keindahanmu, terimakasih untuk bahagia yg pernah tercipta. Aku, ya ini salahku, aku yg mengajakmu bangkit bersama, aku yg mencoba mengukir takdir indah untuk kita meski itu sekarang gagal.

Aku, entahlah, Aku tak tau lagi harus bagaimana, setiap ku pejamkan mata, seolah detak jantungku terasa sakit. maaf untukmu

Rabu, Februari 04, 2015

Sandiwaramu manis sayang

Sebenarnya kisah kita baik-baik saja. Ku tau kamu berhasil bangkit dari keterpurukanmu, ku tau kamu berhasil mencintaiku tulus dari hatimu, itu semua ku lihat dari rangkaian tulisanmu yang sudah mampu merubah luka menjadi bahagia, ku lihat dari caramu yang berusaha membuatku tersenyum, Ku merasa bersyukur kamu hadir dalam hidupku dan kulihat semua itu tulus. Andai boleh mengulang aku ingin kewaktu itu, meski ku menahan sakit yang amat menyiksa tapi ku bahagia dengan senyum tulus yang ku dapat dari hatimu.

Ku sangka cintamu kuat, tapi ternyata lemah, sekejap mata perasaanmu berubah karna tulisan seseorang dari masa lalumu. Entah apa yang ada dalam benakmu,. Dia melepaskanmu tapi dia tak merelakanmu menjadi milik yang lain, entahlah disini siapa yang harus disalahkan, kamu, aku atau siapa. Terkadang ku berfikir kamulah yang salah, karna telah memaksaku terluka padahal ku bersedia menerima itu bagian dari masalalumu, ku berfikir salah bila kamu menyakiti orang yang ingin melihatmu bahagia bersama walau dengan cobaan berat namun sanggup menahan. Terkadang ku berfikir aku jugalah yang salah, karna aku yang masuk dalam hidupmu, aku yang berusaha agar kamu bangkit dan menikamti hidupmu yang bahagia. Namun disisi lain ku berfikir dialah yang salah, karna kenapa harus mempermainkan hati seseorang yang kan menjadikanya melukai orang yang berada disisinya.
Sakit, sakit saat kamu tuliskan dijejaringmu bahwa aku hanya pelarian semata bagimu, sakit itulah yang aku rasakan. Padahal sejatinya ku tau kamu benar pernah tulus mencintaiku, kamu kembali menulis luka yang membuatku seolah aku telah menyakitimu, aku membuatmu terluka dalam. Kamu, dengan kejamnya mempertaruhkan indahnya kisah kita pada ujung pedang, kamu membiarka aku terluka, kamu biarkan aku menelan belahan kaca, kamu melukaiku. 
Awalnya ku berfikir mungkin terselip salahku yang membuatmu jenuh, sekuat hati ku meminta maaf dan memohon dengan tangis agar kamu bertahan. Seperti dalam drama, kamu usap air mataku, kamu angkat dahiku, namun karna airmataku bercucuran hingga aku tak sanggup melihatmu, kamu ajak aku berdiri, menggandeng kedua tanganku, mencium keningku dan memelukku seraya berkata “maaf aku membuatmu menangis, jangan menangis lagi, aku tak sanggup melihatmu menangis”, kamu mengiyakan untuk tetap bertahan. Aku bahagia dikala itu, hatimu kembali menerimaku. Kulihat juga tulisanmu bahwa kamu tak ingin lagi membuatku menangis, kamu hanya akan membuatku bahagia mulai dari sekarang.
Tapi itu semua sepedes sambel. Hari berganti, berganti pulalah ungkapan hatimu. Selayaknya kisah-kisah bahagia tentang kamu mencintaiku yang pernah kamu tuliskan namun tak lagi kamu anggap ada.
Kamu menuliskan luka-luka itu semata itu semua kamu lakukan hanya untuk menarik kembali simpatik seseorang dari masalalumu, kamu ingin dia membaca semua tulisan lukamu, hingga menutup mata hatimu tentang arti mengalah bagiku. Tanpa disadari luka yang tercipta, luka yang tertulis sekarang bukan lagi tentang luka satu orang, melainkan dua orang, dan aku termasuk didalamnya. Menjadikan perasaanku sebagai bumerang, yang pada akhirnya kan melukai diri sendiri.
Sekarang aku telah kamu lepaskan, bagaimana denganku? Entahlah, aku tak tau lagi apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana dengan hari-hariku, bagaimana dengan detak jantungku yang semakin terasa sakit, entahlah.
Ah kenapa aku sejahat ini? Tidak, ini bukan salahmu, bukan salahku atau salah siapa-siapa. Ini hanya jalan cobaan untuk kita semua, ini takdir. Entah kenapa aku selalu mengaitkan semua pada takdir, aku selalu kembalikan semua bahwa ini jalan ujian.
Sayang, kurelakan kau pergi. Jangan jadikan aku musuhmu, maaf untuk luka yg sudah kutulis dalam lembaran kisahmu, ku mohon jangan benci aku, maaf untuk segalanya.
Terkadang terucap aku meralakanmu pergi, namun dihati terdalamku kamu masih ada dalam do’aku.

Selasa, Februari 03, 2015

Anganku


Pantai itu, pasir putih terbentang luas, air nan jernih, alang-alang melambai. Aku rindu duduk disana, duduk dibawah sinar terik matahari dan sesekali angin sejuk datangmenghembus.
Haaaaaahhhhh memejamkan mata dan menikmati aromanya, itu yg selalu aku lakukan. Daaann aku suka itu.
Sudah lama tidak berkunjung kesana, terbesit angan aku ingin kesana lagi, duduk diatas pasir putih, sendiri disamping motor. Tersenyum dikala bayangan itu mulai ku bait, merangkai kata dalam memori, memejamkan mata dan membayangkan tentang kisah sepasang insan disana.

Senin, Februari 02, 2015

Kenalan

Hai
Kenalin namaku mawa
Aku baru nihh
Maaf ya belum ngepost cerita, soalnya profil aja belum diedit :D
Maklumi aja ya