Rabu, Februari 11, 2015

Terdiam

Aku, aku, entahlah, aku tak tau lagi dengan keadaanku
jantungku, debar ini terasa sakit tiap kali ku pejamkan mata, terasa sakit saatku mencoba tertawa. terasa ia menangis kala memorial itu terlihat lagi dimataku, terasa ia menjerit kala terdengar lagi bisikan itu.
kata entahlah, ya itulah sepenggal kata yang selalu aku ucapkan, sepenggal kata namun mewakili sejuta kalimat dihati.
hanya bisa terdiam, mencoba tegar dalam tangis yang kusembunyikan, terus mencoba tertawa meski sekali lagi serasa ada jarum menusuk. mungkin saja itu serpihan tulang rusuk yang pernah ku susun untukmu namun hancur.
harus apa? entahlah. ya entahlah itu jawaban dariku, terkadang ku coba bercerita dengan angin dan kesunyian, jawaban yang samapun ku dapat.
meratapi remuknya isi didadaku, air mataku tak pernah mampu aku usap saat ia membasahi pipiku, tak peduli waktu, ia mengalir, mengalir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar